Pelajar Aceh Dihajar Brutal oleh Teman Sekolah

Pelajar Aceh Dihajar Brutal – Sebuah video kekerasan di kalangan pelajar kembali menghebohkan jagat maya. Kali ini, aksi tak berperikemanusiaan itu terjadi di Aceh, tepatnya di salah satu sekolah menengah atas di wilayah Kabupaten Aceh Timur. Dalam rekaman berdurasi kurang dari satu menit tersebut, terlihat seorang pelajar perempuan di keroyok dan di hajar habis-habisan oleh beberapa temannya.

Bukan hanya satu orang pelaku, setidaknya ada tiga siswi lain yang tampak aktif memukul, menendang, bahkan menjambak rambut korban hingga tersungkur ke tanah. Yang lebih mengerikan, kejadian ini terjadi di lingkungan sekolah, di siang hari, dan di saksikan oleh teman-teman sebaya yang malah sibuk merekam, bukan melerai.

Korban hanya bisa menjerit dan menangis, tanpa perlawanan. Suasana penuh teror itu terekam jelas—wajah-wajah pelaku yang penuh emosi, tangan-tangan yang tak henti menghantam tubuh korban, dan suara tertawa mengejek dari kerumunan yang menonton seolah menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan kita hari ini.

Reaksi Publik: Ledakan Amarah di Media Sosial

Video ini langsung menyebar luas di media sosial dan memicu gelombang kemarahan publik. Warganet dari berbagai penjuru Indonesia mengecam aksi kekerasan tersebut, menyebutnya sebagai bukti nyata rusaknya moral generasi muda. Tagar #StopBullying dan #KeadilanUntukKorban mendadak trending, menandakan betapa besarnya perhatian dan kekesalan masyarakat.

Tak sedikit yang menuntut agar pelaku di hukum seberat-beratnya, tanpa memandang usia. Banyak pula yang mempertanyakan kinerja guru dan pihak sekolah: ke mana mereka saat kejadian? Mengapa tidak ada pengawasan? Apakah sekolah sudah kehilangan fungsinya sebagai tempat mendidik bonus new member 100, bukan membiarkan kekerasan tumbuh subur?

Polisi Turun Tangan: Langkah Hukum Mulai Ditempuh

Setelah viral di media sosial dan memancing keresahan publik, polisi akhirnya turun tangan. Kapolres Aceh Timur menyatakan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari keluarga korban dan langsung memulai proses penyelidikan. Para pelaku telah di panggil dan di periksa. Korban pun sudah divisum untuk mengidentifikasi luka-luka yang di deritanya akibat pengeroyokan tersebut.

Meskipun pelaku masih di bawah umur, aparat menegaskan bahwa proses hukum tetap akan berjalan sesuai prosedur. Pendekatan hukum terhadap anak akan tetap memperhatikan prinsip keadilan restoratif, namun tak akan menghapus fakta bahwa kekerasan ini nyata, brutal, dan berdampak psikologis mendalam terhadap korban.

Potret Buram Dunia Pendidikan: Alarm Bahaya Sosial

Kejadian ini bukan sekadar insiden biasa. Ini adalah refleksi dari krisis karakter dan kegagalan sistem pengawasan di sekolah. Saat teman menjadi pelaku, lingkungan menjadi penonton, dan sekolah bungkam, maka anak-anak tumbuh tanpa arah, tanpa nilai, dan tanpa rasa empati.

Apakah kita akan terus membiarkan kekerasan menjadi budaya yang di anggap “biasa” di lingkungan pelajar? Sampai kapan kita hanya bereaksi setelah video kekerasan viral dan menyulut kemarahan sementara?

Sudah saatnya semua pihak, mulai dari sekolah, orang tua, pemerintah, hingga masyarakat luas, turun tangan secara serius. Karena satu hal yang pasti: ketika pelajar mulai menghajar sesamanya dengan brutal dan tidak ada yang menghentikan, maka masa depan bangsa sedang berada di ujung tanduk.

Exit mobile version